Kematian seseorang itu telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz. Dalam agama Islam pula, dipercaya jika daun seseorang dari pohon surga telah gugur, artinya usia orang tersebut tinggal 40 hari. Daun tersebut kemudian jatuh ke malaikat Izrail dan tahulah ia bahwa dialah yang harus mencabut nyawa orang itu.
Lalu, bagaimana kasusnya dengan bunuh diri? Allah SWT sangat melaknat perbuatan itu. Bahkan, dikatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan langsung dimasukkan ke neraka. Lalu, apakah daun mereka juga gugur 40 hari sebelum ia melakukan bunuh diri? Tidak ada ada yang tahu. Melihat dari marahnya Allah pada orang yang bunuh diri, sepertinya tidak.
Daun yang jumlahnya sebanyak makhluk Allah SWT itu akan gugur jika waktu yang ditentukan sudah tiba sesuai yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Jika ada orang bunuh diri, berarti dia memilih mati sebelum daunnya gugur dan itu menyalahi aturan. Dengan bunuh diri juga, artinya, malaikat Izrail tidak mendapatkan pemberitahuan bahwa ia harus mencabut nyawa orang yang bunuh diri itu sehingga orang bunuh diri, secara langsung, mengganggu pekerjaan malaikat Izrail.
Kalau mau diceritakan, kira-kira begini yang terjadi ketika ada bom bunuh diri.
Jibril yang mengatahui bahwa ada orang akan melakukan bom bunuh diri langsung menghampiri Izrail yang kebetulan sedang bertugas di sekitar lokasi yang akan dijadikan target bom.
"Izrail, di sana ada yang mau melakukan bom bunuh diri," kata Jibril.
Sontak Izrail langsung kaget, "Hah?! Bom bunuh diri?!"
"Iya, kamu bisa nggak mencabut nyawanya?"
Ia yang tengah sibuk mencabut nyawa seorang kakek menolak, "Nggak bisa, Jibril. Aku kan sedang mencabut nyawa kakek. Kakek ini baik, sering beribadah, selalu berbuat baik, dan peduli pada tetangga walaupun tetangganya yang mampu jarang ada yang peduli padanya. Palingan cuma satu dua."
"Ya, terus bagaimana, dong? Harus ada yang mencabut nyawanya, kan? Masa iya dia dibiarkan hidup?"
"Ya, gimana, ya?" Izrail bingung dengan keadaan merepotkan itu. "Kapan sih, bunuh dirinya?"
"Ya, sekarang. Ini hampir meledakkan diri dia."
"Kalau sekarang nggak bisa. Kan kamu sendiri yang bilang kalau dia orang baik-baik. Kamu juga tahu kalau aku nggak enak nyabut nyawa orang baik-baik cepat-cepat begitu. Harus pelan-pelan biar dia nggak kesakitan."
"Terus ini gimana, dong?"
"Kamu suruh aja Izrail 2. Dia lagi dispen."
"Ya udah, deh." Jibril pun naik ke langit untuk menemui Izrail 2 yang sedang tidak ada kegiatan selain berzikir.
"Assalamualaykum, Izrail."
"Waalaykumussalam, ya akhi. Ada apa gerangan antum datang kemari?'
"Ini, tadi aku minta Izrail untuk mencabut nyawa orang yang akan bunuh diri. Tapi dia nggak bisa karena bebarengan dengan ia yang lagi mencabut nyawa kakek tua baik hati."
"Terus?"
"Kamu bisa nggak menggantikan dia mencabut nyawa orang itu?"
"Ya, nggak bisa, Jibril. Allah SWT minta aku untuk dispen hari ini. Lagian seharusnya nggak ada lagi orang mati hari ini. Semuanya sudah ter-cover oleh Izrail."
"Tapi ini kasus spesial, jadi harus ada perlakukan spesial, kan?"
"Kalau gue bilang nggak bisa ya nggak bisa, Jibril. Gue nggak mau melawan perintah Allah. Lu, minta izinin gue ke Allah buat mencabut nyawa orang itu, deh."
"Kenapa nggak lu aja sendiri?"
"Kalau gue, itu sama saja gue berusaha menyalahi perintah Allah, kan?"
"Ya sudah."
Upaya kedua Jibril pun untuk membujuk Izrail 2 mencabut nyawa pelaku bom bunuh diri itu pun gagal. Ia kemudian lanjut untuk menemui Allah. Di tengah perjalanan, Jibril bertemu Mikail.
"Assalamualaykum, Mikail."
Mikail yang tengah memetik bunga untuk mengharumkan mayat kakek yang baik hati tadi menjawab, "Waalaukumussalam Jibril."
Jibril pun menghadap Allah.
"Wahai Allah, Jibril menghadap. Ada yang ingin hamba sampaikan."
"Apa yang ingin kau sampaikan, Wahai Jibril?"
"Wahai Allah, sesungguhnya di bumi sekarang ada yang hendak bunuh diri. Hamba sudah melaporkannya pada Izrail, tetapi ia sedang mencabut nyawa kakek yang baik hati. Sedangkan Izrail 2 sedang dispen. Begitu juga dengan yang lainnya. Mereka tidak ingin melanggar perintah-Mu, Wahai Allah."
"Kalau begitu, biar Aku yang mencabut nyawa orang itu."
"Wahai Allah, sesungguhnya Engkau tidak perlu sampai turun tangan dalam hal ini."
"Apakah kau ingin menggantikan Izrail?"
"Sungguh hamba tidak mampu menggantikan posisi Izrail, Wahai Allah. Hamba pernah gagal melaksanakan perintah-Mu untuk mengambil segumpal tanah dari bumi. Hanya Izrail yang mampu melakukannya."
"Jadi, biarkan Aku yang melakukannya."
"Wahai Allah, apakah itu tidak berlebihan?"
"Katakan, Wahai Jibril, apa yang berlebihan dari ini sedangkan hamba-Ku yang mengaku taat kepada-Ku itu malah menjalankan larangan-Ku, padahal Aku juga sudah memberinya peringatan."
"Wahai Allah, saya tidak bisa berkata apa-apa. Hanya Engkaulah yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui mana yang benar dan salah."
3
2
1
Bom pun meledak. Tubuh pelaku bom bunuh diri itu terpotong dan berceceran.
Melihat kejadian itu, Jibril hanya bisa membatin, "Tuh, kaaan."
Ya, kira-kira itulah kerepotan yang terjadi ketika ada orang yang bunuh diri.
2 comments
CIYEEE BLOGNYA ILANG...
BalasHapusSudah ketemu, donk!
Hapus