Emily in Paris: Alasan Kita Perlu Mengunjungi the City of Love

By Nayanika Eleanor - Februari 05, 2022

Kalau Anda penggemar Netflix, mungkin salah satu seri yang sedang Anda tonton adalah Emily in Paris. Jika belum, coba tonton seri satu ini. Apalagi jika Anda adalah penggemar film romantis.

Pengalaman romantis yang disuguhkan seri ini berbeda daripada yang lain. Jika kebanyakan film romantis adalah dengan bertemu seseorang, jatuh cinta, dan terus berjuang hingga berakhir bahagia, seri ini berbeda.

Ya, walaupun tidak terlalu berbeda karena ini adalah kisah cinta. Perbedaannya ada pada bahwa fokus cerita ini bukan hanya pada kisah cintanya, tetapi juga kehidupan bekerjanya.

Saya bahkan kebingungan menentukan apakah ini film cinta atau cerita tentang seorang wanita karir. Pasalnya, keduanya saling tumpang tindih. 

Meski begitu, ini adalah sebuah kisah tentang seorang perempuan Amerika yang bekerja di Paris. Ia tengah membantu perusahaannya di Amerika untuk transisi ke kantor di Paris.

Emily in Paris: Alasan Kita Perlu Mengunjungi the City of Love

Sisi Menarik

Maaf saja karena saya baru menulis seri ini setelah ia merampungkan musim keduanya. Maklum, sebelumnya saya belum tertarik karena menganggap ini akan menjadi hal yang terlalu biasa. Namun, saya salah.

Semuanya bermula ketika suatu malam saya sedang santai dan mencari-cari kira-kira film Netflix apa yang harus ditonton. Dan kursor mendarat di wajah Emily.

Setelah beberapa menit berlalu, pendapatku berubah. Kisahnya tidak hanya indah karena kota Paris, tetapi juga tiap bit menarik yang disuguhkannya.

Jadi, alur ceritanya dinamis dan memiliki keunikan sendiri. Tiap bit diisi dengan candaan, info, plot twist, atau fun fact tentang kondisi di Paris.

Alur Cerita Emily in Paris

Cerita dimulai ketika Emily yang dimainkan oleh Lily Collins ditawari untuk menghubungkan antara kantor di Amerika dan subkantor di ibukota Perancis itu.

Walaupun Emily tidak bisa berbahasa Perancis, ia mengiyakannya. Pertama kali sampai di kantornya, ia diterima dengan kurang ramah. Meski begitu, dengan sifatnya yang periang, ia tidak putus asa. Ia mengambil kelas Bahasa Perancis.

Meskipun akhirnya mendapatkan dukungan dari dua rekan kantornya, ia masih sering mendapatkan penolakan dari bosnya, Sylvie. Namun, berkali-kali pula ia menunjukkan bahwa ia dapat menjadi penyelamat dan pemecah masalah kantor.

Di sela-sela masalahnya di kantor dan penyesuaian dirinya dengan budaya di Paris, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang koki tampan bernama Gabriel.

Kejadian tak disengaja itu terjadi ketika Emily masih baru beradaptasi dengan penomoran lantai yang berbeda antara Amerika dan Paris. Ia mengira tengah membuka kunci kamarnya di lantai lima, padahal sebenarnya ia tengah mengutak-atik kamar tetangganya di lantai empat. Dan cinta mulai bersemi.

Setelah putus dari pacarnya karena LDR, ia memulai kisah cintanya dengan Gabriel. Di suatu pagi, ia bertemu dengan seorang gadis yang ternyata di akhir episode adalah pacar Gabriel.

Kehidupan karir dan cintanya dengan Gabriel selalu naik-turun di sepanjang musim. Hingga di musim yang sama pun, Emily diajak bertemu dengan keluarga Camille, pacar Gabriel. Mereka ke sana dengan mobil dua kursi. Bisa dibayangkan bagaimana pengaturan duduk mereka dengan Camille menyetir.

Ketika sedang mencari ide untuk mempromosikan bisnis anggur keluarga Camille menggunakan jasa kantornya, Emily melakukan "sesuatu" dengan saudara teman perempuannya itu. Dan di seluruh kisah ini, Emily akan banyak melakukan "sesuatu" dengan beberapa pria.

Ia juga sempat berpacaran dengan seorang kulit hitam asal Inggris yang ia temui di tempat kurus Bahasa Perancisnya. Dan percikan konflik di dunia fesyen dan bisnis, serta kekreatifan wanita karir asal Amerika itu muncul di sini.

Di musim kedua, pemilik kantor Amerika memutuskan untuk mengunjungi kantornya yang berada di Eropa itu. Ia pun memutuskan segala sesuatu berdasarkan budaya Amerika. Dan seluruh pegawainya jengah.

Musim kedua berakhir dengan Sylvie dan seluruh tim yang memutuskan pindah manajemen. Juga, gebetan Emily yang kembali ke pelukan kekasihnya.

Untuk film lain yang bisa juga dinikmati di Netflix, Anda bisa melihat film "Blonde".

Pendapat

Pendapatku tentang seri Emily in Paris ini cukup positif walaupun sangat disayangkan karena ceritanya dipenuhi dengan hubungan seks.

Walaupun ia memang berada di kota cinta, apakah segala kejadian harus diselipi adegan bercinta? Saking banyaknya, hal itu membuat film ini hampir semata-mata menceritakan kehidupan seks si tokoh utama.

Namun, sebagaimana kutipan awal episode, orang Paris memang menguasai marketing. Sepertinya, Paris tengah melebarkan sayap ke Netflix untuk memasarkan kota atau negara mereka.

Ini sesuai dengan kondisi Paris sekarang di mana mereka terancam mengalami kepunahan populasi. Pasalnya, sebagian besar penduduknya tidak ingin memiliki anak.

Alasan utamanya adalah para perempuan takut melahirkan dan terlihat gemuk. Sehingga membuat mereka tidak bisa memakai pakaian branded yang cenderung mempertahankan ukuran 2 hingga 4.

Padahal, ketika orang-orang yang ingin pergi ke kota tersebut benar-benar datang ke sana, kotanya tidak seindah yang diharapkan.

Kotanya cenderung pesing. Dan hal seperti tempat pipis umum di pinggir jalan yang terbuka, seperti yang ditampilkan dalam seri ini, bisa membuktikannya.

Namun, keindahan kota cinta itu ditampilkan dengan begitu sempurna dalam kisah ini. Itu cukup membuat siapa pun ingin mengunjungi kota yang dijuluki City of Love itu.

Gambar dari Collider

  • Share:

You Might Also Like

0 comments